Ketemu Manusia "Burung" Di Myanmar
Saya bersyukur, di usia aktif saya mendapat beberapa kali kesempatan WHO Short Term Consultant di beberapa negara. Kali ini saya sebagai Temporary advisor in Myanmar (1993).
Saya tidak akan cerita tentang kesehatan di Myanmar, Traveling ini hanya untuk cerita yang unik atau kenangan indah saja.
Begitu saya tiba di Yangon Myanmar (dulu disebut Burma), pemandangan pertama, saya melihat orang di mana-mana pakai sarung dan sandal. Kalau di Indomesia orang sarungan biasanya kalau ke masjid atau di rumah saja. Di Myanmar, sarungan adalah pakaian sehari-hari baik di kantor, di pasar dan di mana2. Saya tukar uang di bank, betapa herannya saya menyaksikan, baik nasabah maupun pegawai bank semua pakai sarung dan sandalan pada waktu itu (1993)
Perjalanan dari Yangon ke Sagaing Divison
Saya mendapat tugas di Sagaing Division (Propinsi?)
Sepanjang jalan saya melihat biasa-biasa saja seperti halnya di Indonesia. Cuma banyak melihat Pagoda (Myamar negara 1000 pagoda). Ada beberapa sungai harus dilalui, sungai yang besar belum ada jembatan, kami bersama mobil harus menggunakan ferry penyeberangan.
Penyeberangan dengan Ferry, 1993
Sepanjang perjalanan saya harus nahan ngantuk
Biasanya kalau capek, saya bisa tidur dimobil. Tapi dalam perjalana kali ini saya tidak boleh ngantuk apalagi tidur. Mobil kami tidak pakai pintu dan tidak ada safety belt. Kalau ngantuk bisa2 terlempar keluar!
Penulis (dr. Yamin Hasibuan) disebelah supir yang dokter juga.
Ketemu manusia "burung"
Pada akhir tugas saya, kami mengadakan jamuan makan-makan di malam hari.
Seperti biasa di negara non-muslim mereka minum2 alkohol dan beberapa jenis makanan ringan. Saya heran disamping saya disediakan cawan berisi cabe rawit banyak, sedangkan tahu tidak ada. Di Indonesia pada umumnya tahu dimakan bersama cabe.
Teman yg di sebelah saya asyik aja makan cabe rawit tanpa makanan lain. Saya tanya, apa tidak kepedasan? Dia jawab, "tidak ini makanan kesukaan saya", dia ambil lagi dan kunyah terus...Dasar manusia burung...!!!???